Bapelitbangda – Larantuka, Bappelitbangda Kabupaten Flores Timur menggelar kegiatan perdana Sosialisasi Replikasi Inovasi Daerah pada 20 Mei 2024. Acara ini dihadiri oleh para Lurah dan Kepala Puskesmas se – Kabupaten Flores Timur, diundang pula para innovator dari inovasi Lapor Pak Lurah, KB Mobile, Bapeda dan Tite Solsel sebagai nara sumber.
Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Flores Timur, Apolonia Corebima, SE, M.Si dalam sambutannya beliau mengajak para Lurah dan Kepala Puskesmas untuk mengadopsi Inovasi Daerah Tahun 2023 yang telah memenangkan lomba Inovasi Daerah Tahun 2023 untuk dapat diterapkan pada organisasi masing-masing. Lebih lanjut, beliau mengapresiasi keempat inovator daerah yang telah berkontribusi dalam meningkatkan indeks Inovasi Daerah dan meningkatkan pelayanan publik.
Setiap innovator diberikan kesempatan untuk menyampaikan presentasi inovasi yang dikembangkan. Lapor Pak Lurah dari kelurahan Balela diperkenalkan oleh Yones Eka Putra – Lurah Balela. Fokus inovasi ini terletak pada pelayanan dan pengaduan masyarakat keluarahan Balela terhadap kinerja pemerintah kelurahan termasuk pelayanan pajak, informasi bansos, serta pertanyaan dan keluhan berkaitan dengan penerima bansos.
Bapeda (Bapak Peduli Anak) adalah inovasi dari Puskesmas Lewolema yang dikembangkan oleh Kepala Puskesmas, Elias Sayang Hala, AMD. Inovasi ini memberi kontribusi pada meningkatnya kesadaran bapak-bapak/suami-suami untuk turut berperan aktif pada tumbuh kembang anak. Kegiatan Posyandu anak harus juga dapat menjadi tanggung jawab bapak untuk hadir pada Posyandu.
Inovasi KB Mobile dari Puskesmas Nagi dengan inovatornya Ibu Maria Yakoba Eliriani, S.ST mendekatkan pelayanan KB kepada pasangan usia subur dengan melakukan kunjungan rumah. Ide ini tercetus sebagai akibat dari rendahnya kunjungan pasangan usia subur ke Puskesmas untuk pemeriksaan. Tite Solsel dari Puskesmas Solor Selatan dikembangkan oleh Kepala Puskesmas Solor Selatan, Ibu Petronela Fernandez, A.md.Keb, berangkat dari rendahnya capaian dua belas indikator keluarga sehat, tim Tite Solsel melakukan kunjungan dari rumah ke rumah untuk mengidentifikasi masalah-masalah sesuai indikator. Menggunakan logo dari masing-masing indikator, setiap isu yang ditemukan dalam satu rumah tangga akan ditempelkan logo menurut banyaknya masalah yang diidentifikasi. Tim melakukan pendampingan sesuai logo. Tiap keberhasilan dalam satu jenis pendampingan, logo dari isu yang terselesaikan tersebut dilepaskan.
Dari hasil pemaparan materi oleh masing-masing inovator, peserta kegiatan termotivasi baik untuk mereplikasi inovasi yang sudah ada maupun untuk menciptakan inovasi-inovasi baru. Inovasi yang dipresentasikan oleh pemateri memberi gambaran pada peserta kegiatan bahwa inovasi yang diciptakan bukanlah sesuatu yang rumit dan besar tetapi hal kecil yang mudah dimengerti, diaplikasikan dan memiliki dampak positif dalam pelayanan publik. Replikasi Inovasi Daerah memberi kesempatan kepada kelurahan dan Puskesmas untuk meniru inovasi baik keseluruhan untuk diaplikasikan maupun sebagian untuk dielaborasi dan dipergunakan.